Kaum Yahudi membaca Kitab Talmud di sisi kuburan
Tradisi Paskah di Kalimantan Tengah berbeda dengan tempat tinggal saya sebelumnya di Jawa. Selain selalu menyelenggarakan karnaval atau pawai di jalan, mereka punya kebiasaan ziarah ke makam. Ziarah ke makam yang biasa dilakukan banyak orang pada siang hari itu loh. Tetapi tradisi disini berbeda. Pada malam Paskah (Sabtu Suci) orang-orang berbondong-bondong mengunjungi makam keluarga mereka untuk menyalakan lilin dan menaburkan bunga diatas makam. Disitu keluarga berkumpul sepanjang malam hingga subuh. Pada waktu subuh sekitar pukul 5 pagi mereka mengadakan ibadah Paskah didekat makam yang dipasang tenda. Biasanya gereja yang membuat tenda itu untuk ibadah. Tidak heran jika hari Minggu Paskah di jam regular gereja-gereja terutama GKE (Gereja Kalimantan Evangelis) hanya didatangi sedikit jemaat, karena mereka rata-rata sudah ibadah subuh tadi.
Kaum Syi’ah beribadah di sisi kuburan
Kaum Sufi bertawassul dan beribadah di sisi kuburan
Persembahan kepada leluhur
Sebagian ummat Islam ternyata ada juga yang membaca al Qur’an [biasanya surah yaasin] di sisi kuburan
Nauzubillah ! Apakah agama Islam tidak ada bedanya dengan agama yang lain
Acara Cing Bing yang biasanya jatuh pada 5 April namun ada juga yang melakukan 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah hari H. Layaknya perayaan Imlek masih tetap dilaksanakan untuk berkumpul keluarga menghormati arwah leluhur sebagai tanda bakti kepada orang tua atau mengingat anggota keluarga yang telah meninggal.
Pada kesempatan Cing Bing, biasanya keluarga besar berkumpul bahkan yang berada di luar kota menyempatkan pulang kampung.
Suasana makam menjadi sangat ramai karena kedatangan peziarah yang jumlahnya berlipat-lipat. Kemudian mereka membersihkan makam dan selanjutnya melakukan upacara penghormatan kepada arwah leluhur.
Peziarah biasanya akan membawa beberapa macam kue dan buah untuk persembahan. Selain itu melakukan bakar uang kertas (uang untuk sembahyang).
Perayaan Ceng Beng (Qing Ming) Ummat Tiong Hoa di kuburan kerabat
Dalam Shahih Muslim (no. 780) dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibaca di dalamnya surat Al Baqarah."
Pengertiannya adalah :
Rumah yang tidak dibacakan ayat-ayat Al Qur'an adalah seperti Kuburan. Arti secara kebalikannya [Mafhum Mukhalafah] bahwa
Kuburan bukanlah tempat untuk membaca ayat-ayat Al Qur'an.
Dari sahabat Jundab bin Abdullah Rasulullah sebelum meninggal pernah berwasiat :
(
أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا القُبُوْرَ مَسَاجِدَ فَإِنِّي أَنْهاَكُمْ عَنْ ذَلِكَ (رواه مسلم "Ingat-ingatlah, maka janganlah kalian semua menjadikan kuburan sebagai masjid (tempat ibadah). Karena sesungguhnya aku melarang kalian semua dari perbuatan itu" (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
( لاَ تَجْعَلُواْ بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا. وَلاَ تَجْعَلُوْا قَبْرِى عِيْدًا (رواه أبوداود"Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan (sepi dari ibadah) dan jangan engkau jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan. (HR. Abu Dawud)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata :
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا"Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai kaum selain kami." (HR. At-Tirmidzi no. 2695)
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya". (HR. Abu Daud no. 4031 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 1/676)
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar