Minggu, 24 Oktober 2010

Tausiyah Qolbu - Membentuk Pribadi Sholihah

Dunia telah menawarkan gemerlap perhiasannya di segala penjuru. Dalam gemerlapnya tersebut, ada sisi yang mengancam kehormatan kaum wanita. Sebaliknya kita janganlah memandang sebelah mata akan hal itu. Selayaknya ada seuntai nasehat untuk mengingatkan setiap wanita muslimah yang menginginkan keselamatan dari ancaman ini.
Saudariku muslimah, hendaknya engkau waspada akan bahaya hubungan dengan lawan jenis. Juga segala sesuatu yang mengatasnamakan “cinta”, namun menyembunyikan berjuta nista. Engkaupun hendaknya berhati-hati terhadap pergaulan bebas dengan para pemuda ataupun laki-laki tidak bermoral yang menginginkan kehormatanmu dengan mempersenjatakan “cinta semu”. Perkembangan jaman menuntut muslimah untuk memiliki jiwa dan hati yang tegar. Dikelilingi dengan segala mode dan gaya yang siap melawan cultural muslimah. Kekuatan pengendalian diri diperlukan bagi setiap kaum hawa.
Duhai saudariku muslimah, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya padamu untuk membentuk karakter dan pribadi sholihah yang enggan terbawa arus zionis. Ada beberapa hal yang semestinya engkau waspada.

1. Tabarruj
Mungkin diantara kita belum mengenal apa yang dimaksud dengan tabarruj. Ukhti sholihah, tabarruj berarti berhias didepan umum selain mahrom. Berhati-hatilah kamu jangan sampai dirimu jatuh dalam perangkapnya. Janganlah kecantikan yang Allah ‘azza wa jalla anugerahkan membuatmu merasa tinggi hingga menumbuhkan kesombongan. Sesungguhnya akhir dari sebuah kecantikan hanyalah bangkai yang menjijikkan. Penghuni kegelapan kubur dalam secarik kain kafan yang ditemani oleh cacing-cacing yang merasa iri padamu dan merampas kecantikanmu.
Takutlah, mohonlah perlindunganNya, karena wanita yang bertabarruj berhak mendapatkan laknat. Sebagaimana sabda Rasullullah SAW: “Laknatilah mereka (wanita yang bertabarruj) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang terlaknat”. (HR. Imam Ahmad dalam musnad no. 7083)
Naudzubillah, sungguh sangat hina kaum hawa yang berbuat tabarruj. Bahkan baginda Nabi SAW bersabda: “Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi talanjang, mereka berlenggak-lenggok seperti punuk onta yang miring, mereka tidak akan masuk ke dalam jannah, bahkan mereka tidak akan dapat mencium harumnya Jannah, padahal wanginya dapat tercium pada jarak sekian dan sekian”. (HR. Muslim, no 2128)
Tidakkah engkau ketahui wahai saudariku, saat ini wanita ibarat sudah menjadi sebuah barang dagangan yang murah. Buktinya adalah iklan-iklan di televisi. Sepertinya sudah menjadi sebuah standar primer bahwa setiap iklan dari mulai permen sampai dengan mobil, sosok figure penarik perhatian yang “wajib hukumnya” adalah wanita. Dimanakah gerangan orang-orang yang menuntut kebebasdan kaum wanita? Sesungguhnya mereka menuntut kebebasan kaum wanita bukanlah karena merasa iba atau simpati. Justru mereka menuntut kebebasan itu agar dapat menikmati wanita.
Satu bukti wanita tidaklah berharga disisi mereka adalah ucapan salah seorang dari “serigala” tak bermoral yang menyatakan : “ gelas (khamr) dan perempuan cantik lebih menghancurkan umat Muhammad daripada seribu senjata. Maka tenggelamkanlah mereka dalam cinta dan syahwat”.
Tahukah kamu bagaimana para wanita diperdagangkan oleh orang-orang yang menuntut kebebasannya? Sedangkan mereka berkata: Janganlah kamu tertipu dengan senyumanku. Karena kata-kataku membuatmu terpana. Namun sesungguhnya perbuatanku membuatmu menangis.

2. Telepon
Sudah berapa banyak pemudi yang menjadi korban dan ditimpa kehancuran dalam kehidupannya? Bahkan sebagian mereka mengakhiri derita hidup yang dialaminya dengan bunuh diri. Semua itu, wahai saudariku, tidak lain disebabkan oleh sebuah telepon. Kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang tidak terkendali, sekali lagi menjadi akar pokok kehancuran wanita. Syaitan telah merancang sebuah strategi untuk menjerumuskan kaum hawa. Dengan bermodalkan telepon, mulailah mereka membisikkan sebuah scenario hidup yang berujung pada kenistaan.
Mula-mula hanya bicara biasa lewat pesawat komunikasi ini, kemudian muncul rasa ingin bertemu. Setelah bertemu timbul hasrat untuk memegang, menggandeng dan kegiatan fisik lainnya. Setelah itu syaitan bertepuk tangan di atas penderitaanmu. Tidak puas sampai disitu, syaitan menggiring budaknya itu ke dalam jurang kegelapan yang berakhir pada kematian, karena enggan menanggung malu. Begitulah scenario yang biasanya dibuat oleh syaitan, sehingga wahai saudariku, janganlah engkau meremehkan sebuah “ telepon”.

3. Khalwat
Sudah sering sekali terdengar di telinga dan kami yakin semua sudah mengerti apa itu khalwat. Khalwat adalah berdua-duaan dengan selain muhrim yang lain jenis. Sudah menjadi kewajiban untuk bisa sekuat hati menjauhi khalwat. Karena khalwat awal dari kerusakan. Sebagaimana Rasullullah SAW memberi peringatan dalam sabdanya : “Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan kecuali yang ketiga adalah syaitan”. (HR. Tirmidzi no. 1187).
Tidaklah syaitan itu ada, pasti akan membawa setiap anak cucu Adam kepada kerusakan. Berapa banyak para gadis diperdaya oleh laki-laki tak bermoral hingga terjadilah perbuatan keji. Semua dikemas dngan label “cinta”.

4. Pergaulan yang buruk
Inilah satu hal yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Nabi SAW bersabda :”seseorang itu berada di atas dien temannya, maka hendaklah salah satu seorang dari kalian melihat siapa yang dijadikan teman”. (HR. Ahmad an Abu Dawud).
Wahai saudariku, ambillah pelajaran dari selainmu sebelum engkau mengalami apa yang dia alami. Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dapat memetik nasehat dari peristiwa yang menimpa orang lain. Orang yang rugi adalah orang yang hanya bisa mendapat nasehat dari sesuatu yang menimpa dirinya sendiri dan orang lain dan orang yang celaka adalah orang yang tidak bisa mengambil nasehat baik yang datang dari dirinya sendiri maupun orang lain.
Saudariku, seuntai nasehat ini tidak lain sebagai ungkapan rasa cinta. Rasa cinta yang timbul karena-Nya dan bersemi seiring dengan berseminya benih-benih keimanan dalam hati kita dibawah naungan Dien yang haq yang telah diridhai oleh Allah SWT.
Itulah sebabnya betapa inginnya kami melihatmu berjalan di atas kebaikan sebagaimana kami inginkan kebaikan itu untuk diri kami sendiri. Lihatlah, wanita saudariku, betapa Allah, Rosul-Nya dan Syariat-Nya begitu menjagamu. Setiap perintah dan peringatan adalah untuk kebaikanmu, akankah engkau teruskan melanggar perintah-Nya?

Sumber : http://www.mta-online.com(Winarno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar